Reaksi AS soal Ledakan Massal Pager Lebanon, Ancam Iran

Pressind.com, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka tidak tahu sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager yang digunakan oleh Hizbullah di Lebanon.

Bahkan mendesak Iran menahan diri karena salah satu pejabatnya, Duta Besar Iran di Beirut, juga ikut terluka akibat ledakan pager.

“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa AS tidak terlibat di dalamnya, AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya dan, pada titik ini, kami sedang mengumpulkan informasi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan, dikutip dari AFP, Rabu (18/9/2024).

“Kami mendesak Iran untuk tidak memanfaatkan insiden apa pun untuk mencoba menambah ketidakstabilan lebih lanjut dan meningkatkan ketegangan di kawasan itu,” kata Miller.

Seorang utusan senior AS, Amos Hochstein, yang sehari sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga berusaha menenangkan situasi. Ia mengaku semua pihak harus berusaha mencegah perang skala penuh melawan Lebanon.

“Kami ingin melihat resolusi diplomatik untuk konflik antara Israel dan Hizbullah,” kata Miller.

Namun Miller menyebut Hizbullah, adalah sasaran yang sah untuk diserang. AS selama ini telah memasukkan kelompok itu sebagai organisasi teroris.

“Anggota teroris dari organisasi teroris adalah target yang sah bagi negara-negara untuk melancarkan operasi terhadap mereka,” kata Miller.

AS adalah sekutu dekat Israel dan musuh Iran sejak revolusi Islam 1979 menggulingkan Shah yang berorientasi Barat.  Sebenarnya, Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian- yang dianggap sebagai seorang reformis dalam negara yang dipimpin ulama itu- dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin mengatakan bahwa ia mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan AS, termasuk pemulihan perjanjian nuklir 2015.

“Cara untuk menunjukkan persaudaraan bukanlah melalui retorika,” ujar Miller menyinggung Iran lagi.

“Caranya adalah dengan menghentikan persenjataan dan dorongan terhadap kelompok teroris, menghentikan eskalasi nuklir, menghalangi kerja Badan Tenaga Atom Internasional, cara lainnya adalah dengan menghentikan rencana untuk membunuh lawan politik, menghentikan pengiriman rudal dan pesawat nirawak ke Rusia, dan akhirnya menghentikan tindakan keras terhadap hak asasi manusia rakyatnya sendiri,” tambahnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERKAIT