Kupang, pressind.com — Sosok Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni Si Bocah Merah Putih kembali viral. Dia menjadi perbincangan setelah curhat tidak lolos seleksi TNI. Padahal saat bertemu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu usai aksinya memanjat tiang bendera, dia dijanjikan masuk TNI.
Kabar tidak lolosnya Joni mendapat perhatian dari banyak pihak. Bahkan video percakapannya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara kala itu kembali viral
Di tengah kepasrahannya, tiba-tiba Joni mendapat telepon. Dia berkesempatan kembali mengikuti seleksi. Bahkan dia diminta menghadap Dandim.
“Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa,” kata Joni saat dihubungi dari Kupang. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (6/8).
Dia mengaku juga dihubungi Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem.
Tetapi, Joni belum mengetahui lebih lanjut soal alasan dipanggil dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.
“Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka,” ujar dia.
Joni Viral Usai Panjat Tiang Bendera
Joni merupakan seorang remaja yang saat masih berada di bangku sekolah SD pada tahun 2018 lalu viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.
Usai viral nya dirinya, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.
Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.
Namun setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, usai mendengar kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang.
Alasannya karena tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI sehingga dirinya disuruh untuk kembali lagi tahun 2025 untuk mengikuti tes yang sama.
“Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan,” ujar dia.