Kim Jong Un Perintahkan Angkatan Bersenjata Korea Utara Bersiap Perang, Senjata Nuklir Dikerahkan

Pidato Kim disampaikan saat para pemimpin Korea Selatan, AS, dan Jepang mengadakan pertemuan puncak trilateral di sela-sela pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Peru pada Jumat.

Tiga negara itu mengutuk kerja sama militer Korea Utara yang semakin dalam dengan Rusia.

Korea Selatan dan AS telah mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara telah terlibat dalam operasi tempur melawan pasukan Ukraina di wilayah perbatasan Kursk barat Rusia.

Menurut The New York Times, Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya menyetujui permintaan Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh AS untuk menyerang wilayah Rusia, menandakan perubahan dramatis dalam kebijakan AS.

Pemerintahan Biden khawatir bahwa serangan potensial Kiev dengan rudal jarak jauh dapat mendorong Rusia untuk melancarkan reaksi militer terhadap AS dan sekutunya, kata artikel tersebut.

Keputusan untuk menyediakan rudal jarak jauh ATACMS kepada Ukraina telah menjadi isu yang kontroversial sejak perang di Ukraina dimulai, dengan beberapa pejabat Pentagon khawatir mengenai terbatasnya pasokan AS.

Sementara pejabat Gedung Putih khawatir akan meningkatkan perang dengan memasok rudal tersebut.

Pendukung sikap lebih keras terhadap Rusia berpendapat bahwa pendekatan hati-hati Biden telah menghambat keberhasilan Ukraina di medan perang, sementara yang lain percaya hal itu telah membantu menghindari pembalasan langsung Rusia.

Saat Rusia mengintensifkan ofensifnya di Kursk, para pejabat AS semakin khawatir tentang militer Ukraina yang tegang, dan ada kemungkinan perubahan kebijakan Biden dimotivasi oleh ketakutan bahwa Donald Trump akan mengakhiri dukungan AS untuk Ukraina.

Trump mengkritik hubungan Zelensky dengan pemerintahan Biden, menjulukinya sebagai “penjual terhebat dalam sejarah” karena mengamankan miliaran bantuan dari pemerintahan Biden.

Sejak pecahnya perang pada tahun 2022, AS telah menjadi donor terbesar bagi Ukraina dengan Kongres mengalokasikan puluhan miliar dolar dalam bentuk bantuan militer dan kemanusiaan.

Moskow secara konsisten mengecam dukungan ini, dengan alasan bahwa hal itu memperpanjang konflik dan tidak akan mengubah hasilnya.

Sementara itu, Ukraina menghadapi berbagai tantangan seperti  kekurangan pasukan  dan  skandal korupsi yang sedang berlangsung,  khususnya dalam militer dan pemerintahan Ukraina.

Berbicara dalam wawancara dengan  Radio Ukrainskoye pada hari Sabtu, Zelensky mengakui tantangan yang ditimbulkan oleh brigade yang kelelahan di garis depan dan kurangnya bala bantuan yang terlatih secara memadai.

“Kami belum memobilisasi cukup banyak pasukan,” kata Zelensky, merujuk pada dua undang-undang yang disahkan awal tahun ini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERKAIT