Pressind.com, Jakarta – Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia (UI) Atilla Dewanti, menyatakan bahwa sistem imunitas yang baik dapat membantu otak anak tumbuh dan berkembang secara optimal. “Ketika anak sering sakit, proses belajar dan perkembangan otak dapat terganggu. Sistem imun yang sehat membantu memastikan anak tetap aktif, belajar dengan baik, dan berkembang secara optimal,” kata Atilla dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Attila menuturkan sistem imun merupakan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan zat asing yang dinilai dapat membahayakan tubuh. Sistem tersebut berperan penting dalam melindungi otak baik dari infeksi dan inflamasi, sehingga kemampuannya harus ditingkatkan atau dipertahankan.
Sebaliknya, jika imun melemah, anak akan berada pada posisi rentan terhadap infeksi yang pada akhirnya mengganggu proses belajar dan pertumbuhan otak mereka.
Menurut dia orang tua dapat mulai meningkatkan imunitas melalui beberapa hal. Pertama, pastikan anak mendapatkan asupan makanan yang kaya akan prebiotik yang bisa didapat dari buah-buahan, sayur-sayuran, makanan yang mengandung omega-3 seperti ikan salmon atau ikan kembung, omega-6 dari telur, serta mencukupi kebutuhan cairan harian dan berbagai jenis vitamin lainnya.
“Vitamin C salah satunya dari buah jeruk, dan vitamin E seperti yang terkandung dalam buah alpukat, yang mendukung kesehatan saluran pencernaan,” katanya yang melangsungkan praktik di Rumah Sakit Brawijaya Antasari Jakarta itu.
Cara lain untuk meningkatkan imunitas pada tubuh anak dapat dilakukan dengan melengkapi vaksinasi yang sesuai dengan usia, guna terhindar dari berbagai macam penyakit.
Orang tua juga dapat mengajak anak melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usianya. Salah satunya dengan bermain di luar ruangan. Attila menjelaskan bermain dapat membantu meningkatkan fungsi kardiovaskular dan meningkatkan kemampuan sosial anak.
Fungsi lain dari bermain yakni membuang racun dalam tubuh dengan banyak mengeluarkan keringat. “Pada prinsipnya, kita harus mengajak anak berkeringat dengan cara yang asyik menurut mereka, misal pada usia 12-18 bulan anak bisa kita ajak mencorat-coret kertas, menyusun puzzle sederhana. Kalau usianya 18-24 bulan bisa ajak sebut bagian tubuh atau benda dan gambar,” kata dia.