Tangerang, 27 Desember 2024 – Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) tengah menghadapi krisis keuangan yang serius. Para dosen dan staf yang bekerja di kampus tersebut telah 13 bulan tidak menerima gaji, sehingga memicu aksi protes.
Protes tersebut diwujudkan dalam bentuk karangan bunga yang berisi tuntutan pembayaran gaji, yang dipajang di halaman kampus pada Senin, 23 Desember 2024, dan menjadi viral di media sosial.
Menanggapi situasi ini, Agus Kristian, Humas UMT, menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pembayaran tunjangan kinerja (Tukin) yang menimbulkan keresahan. “Kami memohon maaf atas kejadian ini.
Rektorat dan Badan Pengurus Harian (BPH) UMT berkomitmen untuk segera menyelesaikan masalah ini,” ujar Agus saat dihubungi oleh Tangerang Ekspres pada Rabu, 25 Desember 2024.
Agus mengungkapkan bahwa pihak rektorat dan BPH UMT saat ini tengah berkoordinasi dengan Majelis Diktilitbang dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mencari solusi terbaik.
“Kami optimis bahwa dalam waktu dekat, hak-hak dosen dan tenaga kependidikan dapat terpenuhi. Kami telah melakukan langkah strategis untuk segera menyelesaikan permasalahan ini,” jelasnya.
Menurut Agus, krisis keuangan ini tidak lepas dari dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan efek domino terhadap kondisi keuangan UMT.
Namun, ia tetap optimis bahwa kampus ini dapat bangkit karena memiliki potensi besar dengan 7 fakultas, 1 program pascasarjana, dan 32 program studi. Saat ini, UMT juga telah membuka pendaftaran mahasiswa baru dengan berbagai promo menarik.
Agus berharap, permasalahan ini dapat segera terselesaikan tanpa mengganggu aktivitas akademik di kampus. “Kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi dosen, staf, dan mahasiswa,” tutupnya.
Dengan krisis ini, publik menanti langkah konkret yang akan diambil oleh UMT untuk mengatasi permasalahan keuangan sekaligus memulihkan kepercayaan para dosen, staf, dan mahasiswa.